Sabtu, 12 November 2011

wanita mulia

 dep..dep...dep...jantungnya berdebar kencang. 'sebentar lagi aku akan mengucapkan janji cinta'. Bismillahirahmanirahi, janji itu pun telah diucapkan dengan lancar, dengan lega semuanya mengucapkan hamdallah bersama. Janji sehidup semati, janji mencintai sampai akhir hayat, janji membawa nama Tuhan telah selesai diucapkan. Sekarang mereka telah menempuh hidup baru. Awal menempuh semua kegiatan bersama-sama dalam satu atap telah mereka coba, memulai melengkapi dirinya sebagai seorang ayah dan ibu telah mereka raih dengan mempunyai beberapa momongan, membahagiakan keluarganya dengan kerja keras selalu digapai dengan semangat, hingga menyempurnakan cinta mereka telah diuji dengan berbagai rintangan yang bergelombang dalam hubungannya, ya mereka sanggup melewati itu semua dengan baik. Tahap demi tahap mereka lalui, rintangan demi rintangan mereka terjang, sampai badai yang besar mampu mereka kalahkan karena cinta dan keyakinan satu sama lain yang bersatu. sepertinya tidak ada batu karang yang mampu mematahkan kapal keluarga itu.

sang suami merupakan seorang laki-laki beragama yang patut diacungkan jempol, iya sangat berjasa dalam keluarganya maupun dilingkungan sosial dunia pekerjaannya. Sang istri adalah istri yang solehah tak kenal lelah dalam mengatur keluarganya sedemikian rupa baiknya. anak pertama dari mereka bisa disebut sebagai anak yang terbelakang, entah apa penyebabnya tapi mereka sangat menyangi anak itu. tak kenal lelah mereka memberikan waktu, kasih sayang, materi bahkan jiwa dan raganya selalu mereka curahkan untuk anak itu tanpa memperdulikan dirinya yang sedang lelah ataupun tak berdaya. Seperti ucapan Tuhan "orang tua adalah jembatan utama masuk surga" mereka tak kenal siang malam untuk merawat kita. mereka tak lihat seberapa tua usia kita untuk mereka urusi lagi, yang terpenting bagi mereka "anakku bahagia".

hari pun berganti semakin panjang, mengulang tanggal dan bulan yang sama tapi hanya berbeda pada tahun, jam dinding yang terus bergerak memutar ke kanan sebagai penanda bahwa waktu sedang berjalan. Rasanya semua sifat yang dimiliki sang suami seakan hilang terseret ombak yang tinggi, jiwanya sekarang penuh amarah,egois, tak lagi terlihat sisi keagamaannya, terlebih lagi ia berniat untuk 'menikah lagi'. Sebagai wanita hatiku tergores mendengarnya, ragaku pasti mengaung, batinku pasti tersiksa teramat sangat perih, pilu pun dapat aku rasakan, bahkan ragaku dapat merasa seperti sedang dihempas ke laut untuk selama-lamanya tanpa pernah melihat daratan kembali. . Tapi, aku tak melihat itu dari sang istri, sepertinya dia tegar menghadapinya, dia masih bisa tersenyum mendengar pribadi sang suami, ayah dari anak-anaknya, imam  keluarga yang sangat dia cintai meminta izin untuk menikah lagi, mencari kesenangan dengan orang lain bukan lagi dengan dirinya. "Tak ada hati yang tak menangis ketika cintanya pergi". Aku yakin dibalik senyum kecantikan sang istri hatinya pun menangis. Rasanya Janji sehidup semati, janji mencintai sampai akhir hayat, janji membawa nama Tuhan tidak ada lagi teringat dikepala sang suami, semuanya lenyap begitu saja. Tak tau apa yang ada dipikirannya saat ini, bisa berpoligami seperti itu. Aku pernah mendengar seorang ustad berbicara tentang janji Allah yang "akan menempatkan istri di Surga, apabila dia mengikhlaskan suaminya menikah lagi", mungkin atas dasar itu sang istri bisa merelakan dengan hati yang sangat lapang, tapi sanggupkah iya menerima kenyataan yang akan ditempuh untuk waktu yang lama? melihat cintanya terbagi, tak utuh seperti beberapa tahun lalu. Melihat dirinya tak lagi terlalu dimanjakan sang suami, melihat beberapa posisi dirinya yang akan tergantikan oleh orang lain, melihat dirinya yang tidak lagi setiap malam dapat tidur seranjang,bersebalahan sambil berbagi cerita. nanti semuanya akan terganti, akan berubah, pasti sungguh remuk hatinya.

aku harap dirinya dapat berdiri tegar, kokoh, kuat seperti akar yang selalu menjaga pohon agar tidak tumbang. Ya Allah, tunjukan ke Agungan-Mu untuik wanita semulia dirinya.

Selasa, 01 November 2011

ketika do'a tak sesuai dengan kenyataan

tiap waktu aku jalani ibadah agama yang aku anut dengan baik, aku laksanakan segala perintahnya, walaupun terkadang aku meyingkir dari jalannya. Disetiap ibadah yang aku jalani, selalu aku sertakan seuntai kata-kata harapan, kalimat penuh harapan untuk kebaikan hidupku. Beribu-ribu permohonan aku ucapkan setiap aku usai beribadah, memohon kepada Tuhan untuk memberiku yang terbaik dari semua yang paling baik. Tak kenal kapan pukul saat itu, yang aku pikirikan hanya satu "aku ingin memunajatkan do'a pada-Nya". Orangtua, keluarga, sahabat, seagama, lingkungan, bahkan negara selalu ikut sertakan dalam do'a ku. Terkadang aku terbangun dikala malam sedang memberi kenyamanan untuk manusia memejamkan matanya, ketika manusia mencoba menikmati nikmatnya malam dengan istirahat, tapi aku tak ingin melupakan Tuhan ku.

aku sering bercerita pada Tuhan mengenai masalah hatiku. Ketika tak mampu lagi aku menampung segala kepenatan, ketika tak lagi orang yang dapat aku percaya untuk menjaga masalahku, ketika tak lagi ku temukan jalan keluar untuk menyelesaikannya, aku bercerita pada Tuhan, bercerita, menangis, dan berharap. Aku tak mendengar balasan suara apapun saat aku bercerita, aku tak mendapat pelukan seperti saat aku bercerita dengan sahabat, tapi, cerita ku terjaga, hatiku tenang, dan mungkin aku menemukan jalan keluarnya.

segudang harapan dari do'a yang aku panjatkan setiap waktu membuatku terus menantinya, berharap dengan penuh harapan itu semua akan terwujud menjadi sebuah hidup yang lebih bahagia. waktu terus berjalan, tapi rasanya tak aku rasakan sepercik do'a harapan itu terwujud, entah aku yang kurang menyadari bahwa do'a harapan itu sudah terjadi atau memang tidak sama sekali Tuhan mengabulkannya. Tak henti aku meminta do'a yang sama disetiap akhir aku beribadah. tapi, jawabannya masih sama, tak ada tanda-tanda do'a itu terkabulkan.

yang aku dapatkan sangat berbeda dengan do'a ku. entah hal apa yang membuatnya terjadi seperti ini. Aku menunggu do'a ku terwujud ya Tuhan, tapi mengapa tak kunjung juga terjadi???........ Kenyataan yang aku terima tak sesuai dengan do'a yang selama ini aku pinta, aku mohon, aku harapkan. Hilang sudah semua harapan yang dulu, karena Tuhan telah memberi aku jawaban dari segala do'a yang aku panjatkan. Memang tak sama dengan do'a ku tapi aku yakin ini adalah jawaban Tuhan yang terbaik untuk hidupku, jika pun tidak, aku yakin ini akan menjadi yang terbaik untuk orang lain. Terimakasih Tuhan untuk semua yang engkau berikan kepadaku :)